Blog

51 Proposal Inovasi IPB University Mendapat Pendanaan Program Matching Fund Kedai Reka 2022

sebanyak-51-proposal-inovasi-ipb-university-mendapat-pendanaan-program-matching-fund-kedai-reka-2022-news

51 Proposal Inovasi IPB University Mendapat Pendanaan Program Matching Fund Kedai Reka 2022

Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University telah menandatangani 51 Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) Program Matching Fund 2022. Hal tersebut terungkap dalam acara Workshop Pembekalan Pertanggungjawaban Keuangan dan Pengadaan Program Matching Fund Tahun 2022 yang diselenggarakan LKST IPB University.

Kepala LKST IPB University, Prof Erika B Laconi menyampaikan, tahun ini IPB University masih mendapatkan pendanaan lebih besar dibandingkan dengan perguruan tinggi lain di Indonesia untuk batch 1 dan 2.  “Tahun ini 51 proposal yang mendapatkan pendanaan melibatkan 1519 mahasiswa dan 302 dosen. Sehingga hal ini akan meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) nomor 2, yaitu Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus dan IKU nomor 3, Dosen Berkegiatan di Luar Kampus,” ujar Prof Erika.

Lebih lanjut ia mengurai, Fakultas Pertanian menjadi fakultas yang mendapat pendanaan terbanyak, yaitu 12 proposal. Dalam acara ini dilakukan penandatanganan SPK oleh penanggung jawab masing masing fakultas dan pusat studi yang didanai.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam arahannya menyampaikan, workshop ini merupakan komponen penting dalam upaya meraih pendanaan juga dalam hal pertanggungjawaban.  “Tahun ini IPB University berada di masa Engagement Society. Bagaimana IPB University dapat memberikan impact ke masyarakat dan industri. Engagement society ini diwujudkan melalui banyak instrumen, salah satunya adalah Program Matching Fund Kedai Reka ini,” tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, IPB University juga memiliki Program Dosen Pulang Kampung, Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), Data Desa Presisi. Ia berpesan agar program tersebut dapat terus dilakukan dan ditingkatkan, sehingga dampak inovasi IPB University dapat dirasakan masyarakat. Yang tak kalah penting adalah ada semangat selalu berinovasi dari program yang dilakukan, katanya.

Tidak hanya itu, Prof Arif juga mengulas gambaran riset dan development (R&D) ke depan yang dilakukan oleh industri seperti yang dilakukan negara maju. Kata dia, saat ini kontribusi riset swasta kepada dana riset di Indonesia masih sangat rendah. Selama ini Indonesia masih bertumpu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Yang terjadi di Thailand, Korea Selatan dan Jepang, komposisi pendanaan riset sangat besar kontribusinya dari swasta. Sehingga ke depan akan ada pergeseran, kolaborasi riset dengan industri hal yang penting harus dilakukan. Jika ini terjadi maka akan sangat kuat. Saya juga mengharap industri itu berasal dari alumni IPB University,” terang Prof Arif.

Untuk mewujudkan hal itu, menurutnya Sains and Techno Park (STP) menjadi kunci kolaborasi riset dan industri. STP berperan sebagai jembatan antara akademisi dan industri. (*/Rz)

sumber : https://ipb.ac.id/news/index/2022/08/sebanyak-51-proposal-inovasi-ipb-university-mendapat-pendanaan-program-matching-fund-kedai-reka-2022/ca4dec94aee4c6068422c76871cac4f3