IPB University dan PT Tesena Inovindo Buat Alat Ukur Hb Tanpa Suntik, Bisa Jadi Solusi Pencegahan Stunting
IPB University dan PT Tesena Inovindo Buat Alat Ukur Hb Tanpa Suntik, Bisa Jadi Solusi Pencegahan Stunting
IPB University bekerja sama dengan PT Tesena Inovindo menciptakan produk Tesena Hb Check, yaitu alat untuk mengukur Hb secara non-invasif tanpa harus melukai orang saat melakukan pengecekan kadar hemoglobin (Hb).
Penandatanganan kerja sama dilakukan di Gedung PT Tesena Inovindo, Jakarta oleh Prof Erika B Laconi (Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi/LKST IPB University) bersama Ir Hj Titah Sihdjati Riadhie (Direktur PT Tesena Inovindo).
Seringkali masyarakat enggan melakukan pengambilan darah karena trauma akan pengecekan Hb dengan mengambil darah melalui penyuntikan. Karena itu, produk Tesena Hb Check ini hadir.
Alat ini dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi kadar Hb masyarakat secara luas. Selain itu, masyarakat bisa menjadi lebih paham mengenai pentingnya menjaga kadar Hb, terutama pada wanita yang akan hamil agar anaknya tidak terkena stunting.
Prof Husin Alatas selaku Kepala Divisi Fisika Teoritis di Departemen Fisika IPB University berharap, alat Tesena non-invasive Hb Check dapat menjadi penopang kemandirian bangsa di bidang kesehatan. Masyarakat dapat menjumpai kebermanfaatannya di masa depan melalui terobosan inovatif.
“Alat ini bekerja berdasarkan mekanisme optik, yaitu di dalam piranti yang kami bangun dua panjang gelombang yang digunakan untuk mengkarakterisasi darah yang dimiliki oleh pasien. Dari kedua panjang gelombang tersebut kita dapat menarik kesimpulan mengenai level hemoglobin yang ada di dalam tubuh seseorang,” jelas Prof Husin mengurai cara kerja alat ini.
Lebih jauh ia menjelaskan, “Optik merupakan salah satu cabang yang paling tua di dunia yang selama ini telah terbukti memberikan banyak kemanfaatan bagi umat manusia. Siapa yang menguasai cahaya, ia akan menguasai teknologi tinggi dan kami memanfaatkan cahaya demi kemaslahatan bersama untuk mengurangi stunting di negeri kita juga untuk meningkatkan indikator kesehatan bagi masyarakat.”
Salah satu anggota tim pengembang, Dr Karlisa Priandana juga menjelaskan, alat Tesena non-invasive Hb Check ini berbasis penggunaan optik dan digunakan sebagai sensor yang akan mendapatkan sinyal balikan dari darah. Dari sinyal tersebut akan diproses oleh Tesena non-invasive Hb Check secara langsung.
Ia memaparkan, proses yang dilakukan menggunakan machine learning dan fast fourier transform. Di dalam machine learning itu dapat dibandingkan beberapa metode algoritma untuk mencari korelasi antara sinyal-sinyal dari respon cahaya optik dengan kadar Hb-nya. Ia dan tim menemukan bahwa metode yang paling cocok adalah random forest. “Metode tersebut diterapkan pada alat ini untuk bisa menentukan kadar Hb seseorang melalui sinyal optik secara akurat,” ulasnya.
“Machine learning dan fast fourier transform merupakan salah satu tahap yang cukup krusial dalam pengembangan alat ini karena nanti menentukan kepresisian dan keakuratan dari alat yang telah dibuat,” imbuh Dr Karlisa yang juga pengajar di Departemen Ilmu Komputer IPB University.
Prof Irzaman selaku ketua inovator alat Tesena non-invasive Hb Check berharap alat ini bisa berkarya dan bersaing dengan alat-alat kesehatan yang ada. Baginya, kemandirian bangsa penting untuk digalakkan. “Harapannya, kita dapat bertopang penuh dengan kemampuan bangsa untuk mengembangkan alat ini sehingga bisa meningkatkan devisa negara,” ucapnya.
“Ucapan terima kasih turut disampaikan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI yang telah mendanai riset alat Tesena Hb Check ini melalui skema penelitian Riset Inovatif Produktif (RISPRO),” ungkapnya lagi. (*/Rz)