Inovasi Dosen IPB University, Pasta Gigi Click@ Tercatat dalam 113 Inovasi Indonesia
Inovasi Dosen IPB University, Pasta Gigi Click@ Tercatat dalam 113 Inovasi Indonesia
Penelitian yang mengangkat permasalahan gigi, mengulik kembali formula pasta gigi dalam mencegah gigi berlubang (karies) di Indonesia. Kombinasi terbarukan yang diusung oleh Tim Peneliti IPB University berhasil mencatatkan penelitiannya pada daftar “113 Inovasi Indonesia” yang diinisiasi oleh Business Innovation Center (BIC).
Dengan bersaing bersama 4.232 inovator yang mengajukan sebanyak 6.000 proposal, hasil penelitian ini berhasil terpilih menjadi karya inovatif menurut BIC. Penelitian yang terdaftar berjudul “Biodent: Pasta Gigi Terfortifikasi Nano Hidroksiapatit dan Senyawa Aktif Rimpang Temu Hitam.” Penelitian tersebut mengulas permasalahan mengenai angka kasus karies yang tinggi pada anak bangsa, sehingga perlu dilakukan pengkayaan (fortifikasi) formula pasta gigi dengan bahan aktif yang dapat mencegah dan mengatasi karies gigi.
Ketua tim peneliti, Dr Yessie Widya Sari menjelaskan, nama produk yang terdaftar pada artikel yang terpublikasi pada di laman BIC kini sudah berganti menjadi Click@. Ia menyebut, perubahan tersebut akibat dari proses komersialisasi produk.
“Berubahnya nama produk kami, sekaligus menjadi awal perjalanan pasta gigi Click@ sebagai karya anak bangsa untuk bersaing dengan pasta gigi lainnya di pasaran,” pungkasnya.
Penelitian yang dinahkodai oleh Dr Yessie Widya Sari, dosen IPB University dari Departemen Fisika, tergabung dalam Riset Inovatif Produktif (Rispro) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Tim Peneliti berjumlah empat orang diantaranya yaitu Dr Wulan Tri Wahyuni dan Prof Irmanida Batubara, (dosen IPB University dari Departemen Kimia), Prof Y Aris Purwanto (dosen IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem), Nur Aisyah Nuzulia, M.Si (dosen IPB University dari Departemen Fisika), dan Dr Dikky Indrawan, (dosen IPB University dari Sekolah Bisnis)
Produk pasta gigi yang ditawarkan oleh Dr Yessie memiliki keunggulan utama dalam mencegah karies. Ia menjelaskan, penggunaan hidroksiapatit dengan ukuran nano mampu secara efektif mengganti kalsium dan fosfat (mineral) yang terkikis pada email gigi. Sedangkan kombinasinya dengan senyawa rimpang temu hitam sebagai bahan untuk mencegah terjadinya plak gigi.
“Penggunaan minyak atsiri rimpang temu hitam dikarenakan pada minyak ini memiliki aktivitas antibakteri dan antibiofilm, sehingga dapat mencegah terbentuknya plak gigi. Aktivitas antibakteri pada minyak atsiri rimpang temu hitam sebanding dengan senyawa sintetik pada pasta gigi yang tengah beredar pada produk perawatan mulut dan gigi,” tambah Dr Yessie.
Ia mengklaim, hingga saat ini, belum ada pasta gigi komersial yang menggunakan minyak atsiri rimpang temu hitam. Tidak hanya itu, saat ini belum ada produk pasta gigi yang mengkombinasikan nano hidroksiapatit dan minyak atsiri rimpang temu hitam.
“Triple action dari kombinasi nano hidroksiapatit dan minyak atsiri rimpang temu hitam, seluruhnya berasal dari dalam negeri, sehingga tidak perlu bergantung pada pasokan impor,” tuturnya.
Dr Yessie mengungkapkan, apabila produk dapat dipasarkan, ia berharap tujuan dari penelitiannya dapat tercapai yaitu bisa menurunkan kasus karies di Indonesia. “Kami berharap, pada awal tahun 2023 pasta gigi Click@ sudah dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan masih menjadi tantangan bagi tim peneliti untuk merealisasikan inovasi ini, yaitu memperoleh dukungan dari profesi dokter gigi.
“Perlu bagi kami melakukan desiminasi kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dokter Gigi untuk memperoleh dukungan dari para dokter gigi, rencananya akan menjadi agenda kami selanjutnya,” tuturnya. (*/Ra)