Science Techno Park IPB University Kembali Hadirkan Serial Webinar 2021 Bahas ”Transformasi Digitalisasi Bagi Startup dan UMKM”
Science Techno Park IPB University Kembali Hadirkan Serial Webinar 2021 Bahas ”Transformasi Digitalisasi Bagi Startup dan UMKM”
Science Techno Park (STP) IPB University kembali hadir dengan Serial Webinar 2021 “IPB Innovation and Business Sustainability”, Rabu (28/07). Pada seri kedua ini menghadirkan topik “Transformasi Digitalisasi bagi Startup dan Pelaku UMKM di Indonesia”. Webinar ini dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, yaitu pemerintah hingga pelaku bisnis. Pembicara yang dihadirkan tidak kalah kompeten, mulai dari pakar perilaku konsumen dan marketing hingga alumni IPB yang kini berkiprah di dunia bisnis. Tujuannya agar terjadinya akselerasi inovasi untuk mewujudkan technososiopreneural University sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Kegiatan ini dibuka oleh Prof Dr Erika B. Laconi selaku Wakil Rekor Bidang Inovasi dan Bisnis/ Kepala LKST IPB. Dalam sambutannya beliau mengharapkan kegiatan webinar ini dapat memberikan yang terbaik bagi para peserta dan mudah-mudahan memberikan banyak informasi agar kita bisa melakukan beberapa transformasi digital dalam bisnis bagi para startup dan pelaku UMKM di Indonesia.
Dr Tri Prartono, Wakil Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi STP IPB dalam paparannya menyebutkan bahwa proses alih teknologi sangat penting agar dapat mentransferkan produk yang dikembangkan dari lembaga riset ke masyarakat. STP IPB sendiri telah membuat inovasi sesuai kebutuhan dan terencana berdasarkan road map yang telah disusun. Dengan inventor sebagai dapurnya dalam membangun start up, serta STP IPB sebagai pintu dari segala inovasi. Pelaksanaan alih teknologi meliputi kegiatan promosi inovasi, pemberian hibah, dan pembiayaan start up business. Adapun bentuk komersialisasi invensi yakni dalam bentuk lisensi (ekslusif dan non-ekslusif), start up, spin off dan joint ventura. “Kami sendiri juga telah membuat pedoman komersialisai inovasi (KKI) seandainya nanti ada inovasi yang diminati oleh industri tetapi belum dilakukan valuasi teknologinya sehingga sudah ada kisaran acuan besaran nilai royalti dari nilai revenue atau omset,”jelasnya.
Indra Thamrin, S.Kpm, MM, yang mempunaya motto hidup “Never Give Up” ini adalah Alumni IPB University dan Tenant Inkubator Bisnis IPB, Founder dan CEO Your Tea Group dan SKI menyebutkan kesusksesan tersebut dimulai pada tahun 2013-2016 setelah bekerjasama dengan STP IPB. Ia mendapatkan berbagai benefit, tertutama dalam pengetahuan bisnis untuk para tenant seperti dalam pemasaran, manajemen keuangan, dan operasional. Pelatihan digital marketing yang krusial bagi produsen juga turut diberikan agar produsen dapat menyampaikan jasa kepada konsumen tanpa halangan. Dia juga mengungkapkan bahwa “Perubahan dari fixed mindset ke growth mindset sangat diperlukan untuk dapat beradaptasi menjalankan bisnis di masa pandemi ini”.
Laras Widyaputri, SE Alumni IPB University dan tenant Inkubator Bisnis IPB serta CEO Ecodoe.com menceritakan bahwa bekerjasama dengan STP IPB merupakan momen yang mencerahkan. Ia menyebutnya sebagai cara terbaik memulai bisnis kreatif dengan diarahkan oleh STP IPB. IPB tidak sekedar kampus dan inkubator melainkan network dan ekosistem bisnis. Ia juga mendapatkan perubahan mindset sehingg dapat memberikan dampak lebih jauh lagi. “Disitulah saya belajar dari STP IPB dan tenant bisnis yang lain bahwa bisnis bukan hanya produk tapi bagaimana kita bertemu dengan pasar secara digital dan tentunya menumbuhkan team dan leadership kita,”ungkapnya.
Prof Ujang Sumarwan, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University dan Pakar Perilaku Konsumen dan Marketing menyebutkan pemahaman konsep marketing 4.0 juga penting dalam menanggapi perubahan perilaku konsumen. Kini, konsumen terkoneksi dengan semua yang dibutuhkan ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet. Marketer perlu menggunakan multi channel strategy. Mengingat baik marketer maupun konsumen kini saling terkoneksi dengan pasar.
Konsumer 4.0 sendiri memiliki ciri-ciri di antaranya fokus pada produk custom dan personal, membutuhkan banyak gambar dan video grafik, kental dengan hal-hal Internet of Things (IoT), digital channel and communication, banyak menggunakan smartphone, serta market place. Konsumer tersebut dibagi lagi menjadi dua kategori yakni multi-channel shopper dan omni-channel shopper. Perbedaannya, konsumen omni-cahnnel mencari informasi di internet dengan menggunakan kombinasi dari berbagai channel serta membandingkan dan membeli produk secara simultan. Marketer juga dapat memanfaatkan database seperti google trends untuk memahami tren konsumen saat ini. “Jadi penting bagi kita untuk mengetahui target dan perilaku konsumen, dan kita menyesuaikan dengan itu, sekarang salah satu perilaku konsumen sangat akrab dan adaptif dengan IoT, software, aplikasi dan sebagainya,”imbuhnya. (stpipb)