Blog

Tim Peneliti Rispro IPB University Diskusi dengan Petani, Rancang Pemetaan Rantai Nilai Komoditas Cassava

Tim Peneliti Rispro IPB University Diskusi dengan Petani, Rancang Pemetaan Rantai Nilai Komoditas Cassava

Puluhan Warga Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama peneliti IPB University (5/6). FGD yang digelar di Balai Desa Singasari ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Riset Inovatif Produktif (Rispro) IPB University yang berjudul Pangan Sehat Berbasis Cassava yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Acara ini dihadiri oleh Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Ir Heriyanto Soba, Sekretaris Desa Singasari, perwakilan tim peneliti Rispro IPB University, 25 petani, pengolah dan pedagang singkong di desa Singasari.

Wakil Kepala Bidang Inovasi dan Alih Teknologi, Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, Dr Tri Prartono mengatakan bahwa FGD ini bertujuan untuk membuat pemetaan rantai nilai komoditas cassava (singkong) dari hulu hingga hilir di Bogor serta pemetaan pohon industri cassava. Untuk itu, peserta yang hadir diminta untuk mengisi kuesioner untuk melengkapi data dalam rangka pemetaan rantai nilai komoditas cassava (singkong) dari hulu hingga hilir. “Penelusuran mata rantai ini dapat menjadi awal titik terang pembuatan role model agrobisnis cassava yang berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah progam ini bisa diwariskan ke masyarakat yang nantinya akan melanjutkan agrobisnis cassava pada tahun-tahun berikutnya,” ujar dosen IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan ini.

Metode tanam yang diaplikasikan oleh peneliti IPB University adalah Metode IPB Prima. Metode ini diyakini bisa memangkas waktu panen singkong yang biasanya delapan bulan menjadi hanya enam bulan. Pembangunan kebun singkong pada tahun 2021 adalah seluas 10 hektar dan pada tahun 2022 adalah seluas 40 hektar. IPB University memprediksikan, petani akan mengalami panen raya perdana pada Bulan September 2021. Menurut petani, pengolah dan pedagang singkong yang hadir, permasalahan terberat yang dihadapi saat ini selama pandemi adalah pemasaran singkong. Untuk itu mereka berharap IPB University dapat membantu menaikkan harga jual singkong yang baru dipanen ataupun singkong olahan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan pengolahan dan pengemasan bagi masyarakat. Pembangunan pabrik pengolahan singkong di sekitar Desa Singasari juga diharapkan masyarakat. Hal ini agar masyarakat tidak perlu khawatir singkong yang mereka tanam tidak terjual, selain untuk menciptakan stabilitas harga. (**/Zul)

Sumber : Tim Peneliti Rispro IPB University Diskusi dengan Petani, Rancang Pemetaan Rantai Nilai Komoditas Cassava