Tingkatkan Jejaring, Startup LKST IPB University CocoVine Ikuti Short Course Startup Go Global ke Australia
Tingkatkan Jejaring, Startup LKST IPB University CocoVine Ikuti Short Course Startup Go Global ke Australia
Startup binaan Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, CocoVine mengikuti program Short Course Startup Go Global di Brisbane, Queensland, Australia belum lama ini. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM).
Kegiatan diikuti sebanyak 24 peserta, terdiri dari tim Kemenkop UKM, pengelola inkubator bisnis, dan startup seluruh Indonesia yang telah diseleksi oleh Kemenkop UKM. Inkubator Bisnis LKST IPB University dan startup Cocovine terpilih menjadi salah satu peserta program ini.
Pembukaan kegiatan dilakukan di Queensland University of Technology (QUT) yang dihadiri oleh jajaran pimpinan QUT. Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Ir Siti Azizah, MBA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang terpilih mengikuti kegiatan ini.
“Tujuan dari program ini tentunya sangat baik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, jejaring dan best practice terkait pengembangan ekosistem startup, mengetahui cara mengembangkan sektor riil dan kebijakan pemerintah Australia dalam mendukung startup,” ujar Azizah.
Ia menuturkan, program ini juga membuka pola pikir dan peluang untuk mengembangkan bisnis model yang dapat bersaing secara global, serta membuka peluang investasi dan pasar global startup.
“Kami berharap para peserta dapat membawa pulang pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk diterapkan dalam pengembangan ekosistem startup di Indonesia,” lanjut Azizah.
Kepala LKST IPB University, Prof Erika B Laconi berharap pengetahuan, pengalaman dan best practice yang diperoleh selama mengikuti short course dapat diadopsi dalam pengembangan ekosistem inkubasi dan startup di IPB University. “Semoga program ini dapat meningkatkan kualitas inkubasi dan startup agar terus berkembang dan bersaing secara global,” tandasnya.
Kegiatan short course dilakukan melalui visitasi, pemaparan dan diskusi, dan demo oleh berbagai narasumber baik dari akademisi, pemerintah, industri maupun praktisi bisnis, antara lain QUT Centre for Agriculture and the Bioeconomy, Austrex – AgTrade Holding Company, QUT Centre for Robotic, Trade and Investment Queensland (TIQ), QUT Entrepreneurship, Maleny Dairies, The Turbine Sunshine Coast, dan Sendok Garpu Resto.
Deva Primadia Almada, Asisten Bidang Inkubator Bisnis LKST IPB University, yang terpilih menjadi peserta, menyampaikan bahwa program ini sangat baik untuk membuka pola pikir, wawasan dan peluang kerjasama bagi inkubator bisnis dan startup untuk mengembangkan model bisnis yang dapat bersaing secara global.
“Kami belajar bagaimana riset dan pengembangan produk startup harus berorientasi pada solusi atas masalah (Problem-Solution Fit), kesesuaian bisnis dengan pendiri (Business-Founder Fit), serta kecocokan produk dengan pasar (Product-Market Fit),” ulasnya.
Selain itu, Deva berharap teknologi robotic dan artificial intelligence (AI) dalam agribisnis seperti yang sudah dilakukan di QUT dapat dikembangkan di IPB University dalam rangka mendukung daya saing startup di pasar global.
CEO startup CocoVine, Shidiq Lanang Prasetiyo merasakan pentingnya mengembangkan ekosistem bisnis startup yang agile, komunikasi yang cair dan open mind antara inkubator dan startup. Menurutnya, desain interior ruang kerja yang nyaman dengan variasi warna juga penting karena mampu meningkatkan semangat, kreativitas, inspirasi dan produktivitas para startup.
“CocoVine juga sudah menjajaki komunikasi dengan Austrex, salah satu industri ternak terbesar di Australia untuk peluang kolaborasi kerja sama bisnis pemanfaatan produk CocoVine (pengawet alami dari fermentasi air kelapa) untuk pengawetan daging,” jelasnya. (*/Rz)