Wakil Rektor IPB University Paparkan Upaya Kampusnya dalam Mendorong Perlindungan Kekayaan Intelektual
Wakil Rektor IPB University Paparkan Upaya Kampusnya dalam Mendorong Perlindungan Kekayaan Intelektual
Prof Erika B Laconi, Wakil Rektor IPB University bidang Inovasi dan Bisnis hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional “Valuasi dan Hilirisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Litbang Berbasis Komersialisasi Hak KI”, (28/10). Kegiatan tersebut digelar atas kerjasama konsorsium antara Pusat Kekayaan Intelektual Universitas Hang Tuah Surabaya, Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Ciputra Surabaya, Sentra Kekayaan Intelektual Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Merdeka Malang, Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Cendrawasih Jayapura, dan Sentra Kekayaan Intelektual Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. Dalam kegiatan ini, Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (Science Techno Park) IPB University ini menyampaikan beberapa program dan strategi hilirisasi inovasi, alih teknologi dan pengembangan bisnis yang selama ini didorong oleh IPB University. Ia mengatakan bahwa hasil riset bukan serta merta menjadi inovasi. Untuk menjadi inovasi membutuhkan jalur panjang, termasuk melindunginya melalui registrasi Intellectual Property (IP). “IPB University memiliki milestone 2019-2023 yang menjadi gambaran bahwa perlindungan dari hasil invensi menjadi inovasi adalah suatu keharusan. Sehingga bisa berdaya guna bagi masyarakat. Sesuai dengan tagline IPB University yakni Inspiring Innovation with Integrity,” ujarnya.
Menurutnya, inisiasi strategis IPB 4.0 mengembangkan invensi menjadi inovasi sampai evaluasi teknologi. Ada dua bentuk strategi yakni IPB Lead menentukan leadership, entrepreneurship dan startup, serta pengembangan karakter sampai ke IPB Biz. Dalam mendukung hal tersebut, lanjutnya, dibangun suatu wadah dalam bentuk Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi. “Perlu ada kesepakatan bahwa bila perguruan tinggi ingin terus mengembangkan invensi kemudian dilindungi untuk kemandirian inovasi perlu ada regulasi yang mengayominya. IPB University memiliki tata kelola dan regulasi yang mendukung pengembangan invensi menuju inovasi tersebut. Sementara itu, imbuhnya, kebijakan IPB University dalam pengelolaan Kekayaan Intelektual (KI) adalah adanya sentra KI dan inkubator bisnis dalam satu lembaga yakni STP IPB University.
“Semua permohonan KI melalui satu pintu yakni di Science Techno Park (STP) IPB University. IPB University juga menanggung biaya permohonan dan pemeliharaan, memfasilitasi inkubasi invensi, serta memberikan pedoman komersialisasi inovasi. Dalam menyejahterakan dosen, IPB University turut memberikan royalty terhadap invensi yang dihasilkan,” tuturnya. Menurutnya, IPB University juga memberikan berbagai jenis perlindungan KI seperti hak cipta, paten, maupun dalam produk. Insentif KI di IPB University bertujuan untuk menumbuhkembangkan jumlah paten, budaya riset dan inovasi berbasis KI, serta menggali invensi yang berpotensi ekonomi. “Jadi bila kita bicara kualitas, bukan hanya diregistrasikan dan dapat di-granted namun bagaimana paten itu bisa bermanfaat bagi masyarakat secara sosial maupun ekonomi,” tambahnya. Ia menambahkan, kluster inovasi IPB University sendiri terkait dengan bidang pangan, energi, teknologi informasi, biomedis, material maju dan terbarukan. Kekayaan intelektual IPB University berbentuk paten telah berjumlah 245 yang terhitung granted serta 646 paten terdaftar. Menurutnya, IPB University memiliki kekayaan intelektual hingga lebih dari 40 persen. Ini menjadikan IPB University sebagai perguruan tinggi dengan jumlah paten terbanyak se-Indonesia. Bahkan IPB University juga dinobatkan beberapa kali sebagai kampus terinovatif.
“Namun kita tidak boleh hanya bangga, dengan menjadi kampus terinovatif tetapi hasil invesi kita harus didorong menjadi inovasi. Oleh sebab itu, IPB University telah mengembangkan 34 program inovasi bersama mitra industri. Kita harus bersama-sama, karena saat ini perguruan tinggi harus saling berkolaborasi dalam meningkatkan pengetahuan kita dan invensi kita. Kolaborasi dalam mengimplementasikan inovasi kita juga perlu dibangun,” tuturnya. (MW/Zul)